Di sana kan kau jumpai
Pada bangunan-bangunan tua
Pada bangunan-bangunan lama
Pada pondasi-pondasi yang rapuh
Pada pondasi-pondasi yang sudah termakan usia
Di sana kan ada runtuh
Runtuh jadi puing-puing
Runtuh jadi serpih
Runtuh tak berbentuk
Ialah yang kusebut reruntuhan
Kala cinta yang dulunya utuh, tiba-tiba jenuh kemudian jatuh
Ialah yang kusebut reruntuhan
Saat temu hanya sebuah mimpi yang jatuh bersama linang air
mata di pipi
Ialah yang kusebut reruntuhan
Kala rindu pada Sang Rembulan, tak kunjung temu sebuah
rengkuhan
Ialah yang kusebut reruntuhan
Saat kususun semua harapan, lalu sirna ditelan kenangan
Ialah yang kusebut reruntuhan
Saat rasa percaya hanya terbalas sebuah dusta
Ialah yang kusebut reruntuhan
Kala hati kecil ini tak sanggup lagi meminta, akhirnya
meronta
Ialah yang kusebut reruntuhan
Saat semua orang mampu tertawa, di atasku yang sedang kecewa
Inilah yang kusebut reruntuhan
Inilah yang kunamai reruntuhan
Aku, harapan, kenangan dan kerinduan yang tertimbun oleh
semua bongkahan
Malang, 2013
© 2014 by W.U. Widiarsa. All rights reserved
0 comments:
Post a Comment