“Ayo,
pasang lagi taruhanmu! Waktu masih panjang, kita akan main sampai pagi.”
Lima
buah kartu remi tertelungkup di lempar oleh bandar di depanku. Tujuh orang
lelaki paruh baya duduk melingkar di atas sebuah karpet, salah satunya aku.
Setiap hari, beginilah cara kami bersenang-senang menghabiskan separuh malam.
Sementara
anak – istri kami terlelap di rumah, kami sibuk memasang taruhan sambil
menenggak beberapa botol minuman oplosan. Tak hanya untuk sekedar membunuh
bosan, namun sudah menjadi kebiasaan. Alih-alih ronda malam, Poskamling kami
jadikan lapak perjudian.
Putaran
ke delapan, aku mulai gelisah. Jantungku berdetak tak karuan. Mungkin malam ini
aku sedang dirundung kesialan, belasan kartu masih ada dalam genggaman.
Kini
Sang bandar sudah bersiap dengan sepucuk senapan. Inilah permainan yang kami
biasa lakukan, nyawa sebagai taruhan. Maka seringkali akan kau dengar dalam
berita, korban-korban berjatuhan dalam pesta minuman orang-orang pinggir kota.
Sekali lagi kujelaskan, jika aku mati nanti; bukan karena oplosan, tapi kalah
taruhan.
“Doorrr!!”
Sebuah peluru melesat menembus kepalaku. Aku meregang sekali lagi. Ini masih
permainan pembukaan, nyawaku tinggal satu. Semua tertawa terutama Sang bandar,
nyawanya masih sembilan.
(FF
174 kata)
NB:
dikembangkan dari fiksimini @rantingmu JUDI- Baru permainan pembukaan, nyawaku
tinggal satu.
Kediri, 16 Desember 2014
© 2014 by W.U. Widiarsa. All rights reserved
Keren Mas, jangan-jangan Sang Bandar tu kucing ya?
ReplyDeleteMas, aku kok rung ngeh ya..
ReplyDeleteApa aku sing lemot.....eh itu judi kartu apa roulette, apa main dua-duanya.
Btw, salam kenal..
Judulnya kaya lagu Bang Haji :D
ReplyDeleteSalam blogger sugihfenny.blogspot.com
Hmmmm, permainan imajinasi yang luar biasa :))
ReplyDeleteMeski jujur sih, aku agak terganggu dengan pemakaian pistol. Itu malem ya, kalo pake pistol ledakannya pasti kedengaran sampe mana-mana :D If you know what I mean.
Mungkin mendingan pake minuman yang dikasih racun. Yang kalah, minum tuh minuman :D
Lagian kalo setting di Indonesia, beneran deh, ga cocok kalo pake senjata pistol. Kecuali dia polisi. CMIIW.
Mbak @Ummu Zukhrufa hehe memang saya coba menerapkan mitos yg konon katanya nyawa kucing itu ada 9, namun saya masukkan dalam karakter manusia dalam cerita ini. Bukan tanpa maksud saya menuliskan seperti itu. Dengan alasan orang-orang yang sering minum oplosan meskipun mereka sebenarnya sadar bahwa minuman itu berbahay tapi buktinya mereka tetap meminumnya, bernyali kan? karena mungkin nyawa mereka ada 9. Heheheh
ReplyDeleteMas @Arif Wibowo salam kenal juga mas, makasih udah berkunjung :)
ReplyDeleteDalam cerita ini permainan yg dimainkan kartu remi mas. Mungkin yg membuat anda bingung ada kata "putaran ke delapan" ya? maksud dari kata itu seperti ini: jadi mereka sudah bermainan sebanyak 8 kali, dan si "aku" ini mulai dari permainan putaran/babak/ronde pertama kalah terus hingga ronde ke delapan. Begitu mungkin penjelasan saya, semoga bisa paham :)
Mbak @Fenny hahaha iya itu sama judulnya, maaf mungkin jika ada kesamaan, ini tidak disengaja dan ini fiksi :p hahaha. Keliatannya mbaknya ini penggemarnya Bang Haji :D
ReplyDeleteMbak @Carra weh weh.. ini dapet teguran keras kayaknya hahaha.. :)) makasih Mbak masukannya, (y)
ReplyDelete