Tuesday, December 16, 2014

Secangkir Kopi di Sebuah Senja Berangin



Sore ini kupersiapkan sebuah pesta kecil untuk para sahabat
Di sebuah beranda kecil di depan rumah...
Bukan pesta perayaan mewah
hanya sebuah jamuan hangat
sebagai ucapan terimakasih yang teramat sangat...

Terimakasih untukmu yang kusebut secangkir kopi,
Yang selalu setia menjadi teman menjelang pagi,
menyambut senja atau bahkan menikmati gigilnya angin malam
Meski mengenalmu belum terlalu lama, namun hangat dan nikmatnya tiap tegukan telah menjadikanmu candu dalam tiap detik waktuku
Hadirmu adalah semangat yang membuat segala  asa menjadi rasa bahagia yang sebelumnya telah tertunda.
Menyeduhmu, menjadikanku mengerti apa arti hidup ini
Akan selalu ada rasa pahit dan asam dalam hidup, tak selalu manis seperti apa yang dibayangkan oleh setiap manusia.
Namun kau yang kopi; menjadikannya paduan yang sempurna hingga hidup ini menjadi banyak rasa.
Teruntukmu yang kuberi nama Senja
Bagaimana kabarmu?
Lelahkah menunggu warna jingga pertanda lelah siap diistirahatkan tuk sementara?
Mengagumimu juga belum lama,
Hingga saat itu tiba, kau menyajikan sebuah rona sebagai pelipur lara
Membuatku terpana akan ciptaan Tuhan yang luar biasa
Bagaimana tidak,
kau ajarkan sebuah kesabaran di saat hari berjalan terasa lama
takkan ada yang sia-sia katamu jika mau menunggu
kau buktikan dengan indah warna langitmu
meski kadang kala orang menganggapmu biasa saja
untukku ini luar biasa
meski cahyamu temaram namun indamu ampuh memudarkan rasa penat yang kian menyiksa
Terimakasih telah menjadikan hidup lebih berwarna dari sudut pandang yang berbeda-beda
Terimakasih telah megajarkan padaku arti mengucap syukur dalam setiap hal dan membuatku mengerti berartinya hidup ini..
Terlebih lagi terimakasih tak kenal lelah
setia menunggu sepulangku lelah entah dari mana...

Hai,, kau yang kusebut angin..
Terimakasih untukmu yang telah hadir dalam kehidupanku.
Mungkin terlalu singkat waktu untuk menjadikanmu sahabat,
namun tak apa sudah sepantasnya karena denganmu kurasa nyaman.
Terimakasih telah kau hembuskan angin segar dalam hidupku,
hingga panas teriknya kehidupan terasa lebih sejuk dari sebelumnya.
Terimakasih juga telah kau ajarkan arti sebuah kehangatan.
Saat kau hembuskan angin malam yang dinginnya begitu menusuk rongga dada,
hingga kesepian dan keheningan turut membuatmu jadi gigil yang tak terelakkan.
Dari sana aku mencari sebuah hangat pelukan untukku bertahan.
Meski hadirmu tak kasat oleh mata,namun begitu terasa.
Itu yang kau ajarkan padaku tentang keikhlasan sebuah cinta,
Tak perlu nampak yang penting bisa menyentuh dasar palung jiwa...

Terimakasih untuk kalian para sahabat tercinta..
Angin, kopi dan senja..
Aku harap hadirnya kalian tak hanya sementara
Namun abadi hingga selamanya..
Terimakasih atas segala pelajaran berharga,
Yang hanya bisa kubalas dengan kata yang tak seberapa,
serta rapalan doa yang kupanjatkan pada yang Kuasa.
Salam hangat dan mesra,
dariku yang berharapi jadi melodi.
Sebuah lantunan nada yang tak pernah lepas dari telinga.
Berharap ada dalam hidup kalian, menjadi kawan dalam segala rasa.
Menjadi alunan pagi yang memberi semangat di hati
Menjadi alunan siang yang membuat hati tetap girang hingga malam menjelang
Dan menjadi alunan malam
Sebagai penghantar lelap yang lembut menenangkan jiwa-jiwa yang mulai padam.


Malang, 19 September 2014
© 2014 by W.U. Widiarsa. All rights reserved

0 comments:

Post a Comment