Bayangannya masih samar-samar terlihat dianganku.
“Siapa dia? Kenapa dia dalam mimpiku?” Gumamku perlahan.
“Ciumannya yang hangat begitu meneduhkan. Siapa dia? Aku
tak pernah bertemu dengannya. Aku tak mengenalnya, tapi rasanya aku ingin
bersamanya. Aku mencintainya.” Ucapku penuh tanda tanya.
Jam di dinding masih menunjukkan angka 02.00 dini hari.
Peluh dingin telah membuatku basah, dan gadis dalam bunga tidur tadi membuatku
resah.
“Ya, aku harus menemuinya lagi.” Kataku pasti.
***
Kutenggak obat tidur yang berhasil kutemukan di laci meja.
Tak tanggung-tanggung kuminum lima butir pil yang ada dalam genggaman tanganku.
Dengan harap aku bisa menemui gadis itu dan bisa berlama-lama dengannya lagi
meski hanya di alam mimpi.
Malang, 2013
© 2014 by W.U. Widiarsa. All rights reserved