“Dapat berapa pelanggan semalam?”
“Nggak ada.”
“Gimana Om-om itu bakal tertarik, kalau kaki-kakimu berbulu lebat seperti itu? Ini coba pake! Cantik itu bebas bulu” katanya dengan nada ala iklan perontok bulu di TV.
Aku terdiam menatap botol yang ada dalam genggamanku. Bagaimana mungkin aku akan terlihat cantik dengan perontok bulu ini. Cantik itu perihal paras, bukan kaki.
“Bambang, jangan cuma dilihat. Coba oleskan!” Teriakannya, seketika membuyarkan lamunanku.